Kamis, 27 Oktober 2011

Tips Mengenal Faktor Resiko Kanker Payudara

Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui penyebab dan perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Namun, banyak penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang berkaitan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara.

Faktor-faktor tersebut disebut sebagai faktor resiko. Perlu diingat, apabila seorang wanita memiliki faktor resiko, bukan berarti wanita tersebut pasti akan menderita kanker payudara, tetapi faktor tersebut akan meningkatkan kemungkinannya untuk menderita kanker payudara.

Faktor resiko yang utama selain riwayat penderita kanker dalam keluarga dan perubahan genetik, sebenarnya berkaitan dengan kondisi hormonal (peningkatan kadar hormon estrogen) yang disebabkan beberapa faktor berikut ini.
Faktor yang Berhubungan dengan Diet

Beberapa faktor yang meningkatkan peluang terjadinya kanker adalah peningkatan berat badan yang signifikan pada saat pasca menopause, diet ala barat yang tinggi lemak, dan konsumsi alkohol jangka panjang. Sedangkan faktor resiko yang mempunyai dampak positif dalam artian memperkecil kemungkinan terjadinya kanker payudara adalah peningkatan konsumsi serat dan peningkatan konsumsi buah dan sayur.

Faktor Reproduksi

Faktor reproduksi terkait dengan beberapa hal seperti usia menstruasi awal dan siklus menstruasi. Menstruasi dini dikaitkan dengan meningkatnya resiko kanker payudara. Resiko kanker payudara mengalami penurunan sekitar 10% setiap 2 tahun pada wanita yang mengalami keterlambatan usia menstruasi awal.

Dalam suatu penelitian, siklus menstruasi yang kurang dari 26 hari atau lebih lama dari 31 hari selama usia 18-22 tahun juga diperkirakan mengurangi resiko kanker payudara. Penelitian lain menunjukkan bahwa siklus menstruasi yang pendek pada usia 30 tahun, terkait dengan penurunan resiko kanker payudara. Menopause yang terlambat juga turut meningkatkan resiko kanker payudara. Untuk setiap tahun usia menopause yang terlambat akan meningkatkan resiko kanker payudara sebesar 3%.
Usia Kehamilan Pertama

Resiko kanker payudara menunjukkan peningkatan seiring dengan peningkatan usia saat kehamilan pertama terutama wanita yang mengandung pada usia di atas 35 tahun. Hal ini diperkirakan karena adanya rangsangan pematangan sel-sel payudara yang disebabkan oleh kehamilan, membuat sel-sel lebih peka terhadap perubahan ke arah keganasan. Dalam suatu penelitian ditemukan bahwa usia kehamilan pertama memiliki dampak yang lebih besar terhadap resiko kanker payudara dibandingkan kehamilan berikutnya.
Jumlah Kelahiran

Dalam suatu penelitian dilaporkan bahwa wanita yang belum melahirkan memiliki resiko sebesar 30% untuk mengembangkan kanker dibandingkan dengan wanita yang telah melahirkan. Sementara, penelitian lain juga menunjukkan bahwa terdapat penurunan resiko kanker payudara dengan peningkatan jumlah kelahiran dibandingkan dengan wanita yang belum melahirkan.
Masa Menyusui

Menyusui sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Namun, ternyata tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga bagi sang ibu. Suatu penelitian menyebutkan bahwa menyusui mempunyai efek perlindungan terhadap resiko kanker payudara.

Penelitian lain juga menyebutkan bahwa waktu menyusui yang lebih lama mempunyai efek yang lebih positif dalam menurunkan resiko kanker payudara di mana terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan pengeluaran bahan-bahan pemicu kanker selama proses menyusui. Penelitian lain juga menyebutkan semakin lama waktu menyusui, semakin besar efek perlindungan terhadap kanker yang ada, dan ternyata resiko kanker menurun sebesar 4,3% tiap tahunnya pada wanita menyusui.
Kontrasepsi Oral

Masih ada kontroversi sampai saat ini terkait peran kontrasepsi oral dalam perkembangan kanker payudara. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral memang berperan dalam meningkatkan faktor resiko kanker payudara secara signifikan pada wanita pramenopause, tetapi tidak pada wanita dalam masa pascamenopause.
Terapi Sulih Hormon

Untuk mengurangi gejala-gejala fisik dan non fisik yang mengganggu perempuan di masa menopause, saat ini tersedia terapi sulih hormon (TSH) untuk menggantikan hilangnya hormon estrogen yang sudah tidak dihasilkan ovarium saat wanita memasuki usia senja. Namun, riset yang dilakukan terhadap lebih dari satu juta wanita di Inggris, terungkap bahwa mereka yang menunda 5 tahun sejak memasuki masa menopause untuk melakukan TSH memiliki insiden yang lebih kecil terhadap terjadinya kanker payudara. Sementara itu, mereka yang yang langsung memulai TSH ketika mengalami menopause, resikonya 43 persen lebih tinggi.

Riwayat Adanya Penyakit Tumor Jinak

Beberapa tumor jinak di payudara dapat berubah struktur menjadi ganas, seperti pada jenis tumor hiperplasia duktus atipik.

Apa manfaatnya jiika kita mengetahui faktor resiko? Hampir semua kasus kanker payudara dapat diketahui dengan mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang ada, seperti usia menstruasi pertama, riwayat penyakit payudara, serta usia saat menopause. Dengan mengetahui faktor resiko yang ada, diharapkan akan memudahkan kita untuk mengidentifikasi apakah Anda tergolong beresiko tinggi atau tidak agar Anda dapat melakukan tindakan berarti untuk faktor resiko yang ada.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More